Acara kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Kampung KB untuk meningkatkan pengetahuan para Kader dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Kampung KB, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para Kader dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader posyandu dalam proses percepatan penurunan stunting di kampung KB. Di hadiri Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak Kota Pontianak Camat Sekota Pontianak,Lurah dan peserta terdiri dari kader posyandu yang berjumlah 9 Kader Kampung KB.
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat memahami tugas pokok dan fungsi kader dalam melakukan penggerakan dan pelayanan kepada sasaran yang terdiri dari Ibu Hamil, Ibu Nifas, Balita, serta calon penganti juga menjalin silaturahmi dan mempererat tali silahturahmi serta Sebagai salah satu upaya perwujudan kemandirian masyarakat utamanya kaum perempuan, dapat dilakukan secara bertahap melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan kemampuannya, mencari alternatif peluang dan pemecahan masalah, serta mampu untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara efektif, efesien, dan berkelanjutan.
Kegiatan Ini berupa Perlombaan Inivasi dan kreatifitas ye-yel dengan tema stunting yang dikikuti dengan penuh semangat dan spotifitas yang tinggi
Kegiatan ini terlaksana dikarenakan usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak Kota Pontianak untuk percepatan penurunan Stunting yang dilaksanakan Di taman Alun kapuas. Kegiatan ini terlaksanan dengan antusias peserta cukup baik dan merupakan hasil koordinasi dan konvergensi yang baik pula. Kapuas’Jum,at 24/11/23.
Dalam Sambutannya kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak Kota Pontianak Multi Junto Batharendro mengatakan Sebagai salah satu bentuk kegiatan yang akan dilakukan BKKBN dalam upaya penurunan kasus stunting adalah melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa pemberian makanan yang berasal dari bahan pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).
Dijadikannya Kampung KB sebagai basis pengembangan DASHAT mendasarkan pada realita bahwa di Kampung KB sistem pengelolaan kegiatan terutama yang terkait dengan program Bangga Kencana umumnya telah berjalan dengan baik. Adanya Kelompok Kerja (Pokja) dan Kelompok Kegiatan (Pokgi) serta keberadaan kader BKB, BKR, BKL. UPPKS, dan PIK Remaja menjadi jaminan bahwa DASHAT yang akan dijalankan berjalan dengan baik. Apalagi keterlibatan lintas sektor di Kampung KB cukup baik, ditambah dengan dukungan tokoh formal dan non formal, pemuda dan PKK yang dapat diandalkan.’jelasnya.
Yang menjadi persoalan, stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak, tetapi juga berdampak pada psikologis anak. Dalam beberapa penelitian mengenai stunting dan efeknya pada kondisi psikologis, yang mencuat paling banyak adalah anak dengan stunting memiliki risiko perkembangan kognitif, motorik, dan verbal yang kurang optimal. Perkembangan yang kurang optimal tersebut berdampak pada kapasitas belajar dan prestasi belajar di sekolah pun menjadi kurang optimal. Kapasitas belajar anak yang tidak optimal dan menurunnya performa pada masa sekolah, dapat menyebabkan produktivitas dan kinerja saat anak dewasa juga tidak optimal..Lanjutnya”.
Secara umum DASHAT diartikan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.
Salah satu upaya perbaikan gizi adalah melalui edukasi dan perbaikan konsumsi pangan ibu hamil, menyusui dan balita dari berbagai pangan yang tersedia, bergizi dan terjangkau dengan cita rasa yang sesuai dengan selera mereka. Indonesia kaya akan sumber daya pangan yang diproduksi, diperjualbelikan dan tersedia di indonesia, yang sering disebut sebagai pangan lokal indonesia atau pangan nusantara.
-editing and post by jmk-