thumb

Acara Robo Robo Adalah Salah Satu Warisan Budaya Indonesia

Robo-robo adalah upacara tolak bala oleh masyarakat Kota Mempawah, Kalimantan Barat, Indonesia. Upacara ini digelar pada hari bertepatan Hari Jatuhnya Bulan Safar pekan terakhir bulan Safar, Hijriah.

Robo-robo merupakan aset budaya Kabupaten Mempawah dan menjadi salah satu Warisan Budaya Indonesia yang ditetapkan tanggal 27 Oktober 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan sejak saat itu masuk dalam kalender wisata nasional dan menjadi agenda wisata budaya setiap tahunnya.

Sejarah

Pada awalnya acara ini digelar untuk menyambut Opu Daeng Menambon dari Kerajaan Matan (Tanjungpura) di Kabupaten Kayong Utara ke Kerajaan Mempawah yang dahulu bernama Panembahan Senggaok di Kabupaten Pontianak pada tahun 1737 M atau 1448 H. Opu Daeng Menambon adalah keturunan Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Opu Daeng Menambon datang ke Mempawah untuk menyebarkan agama Islam. Selain menyebarkan agama Islam, Opu Daeng Menambon juga meneruskan tahta kerajaan Panembahan Senggaok yang pada saat itu dirangkap oleh sultan di Kerajaan Matan Tanjunpura.

Berlayarnya Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Matan Tanjungpura (Kabupaten Kayong Utara) diiringi sekitar 40 perahu.Saat masuk di Muara Kuala Mempawah, rombongan disambut dengan suka cita oleh masyarakat Mempawah. Penyambutan itu dilakukan dengan memasang berbagai kertas dan kain warna-warni di rumah-rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Bahkan, beberapa warga pun menyongsong masuknya Opu Daeng Manambon ke Sungai Mempawah dengan menggunakan sampan. Terharu karena melihat sambutan rakyat Mempawah yang cukup meriah, Opu Daeng Manambon pun memberikan bekal makanannya kepada warga yang berada di pinggir sungai untuk dapat dinikmati mereka juga. Karena saat kedatangannya bertepatan dengan hari Minggu terakhir bulan Syafar, lantas rombongan tersebut menyempatkan diri turun di Kuala Mempawah. Selanjutnya Opu Daeng Manambon berdoa bersama dengan warga yang menyambutnya, mohon keselamatan kepada Allah agar dijauhkan dari bala dan petaka. Usai melakukan doa, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Prosesi itulah yang kemudian dijadikan sebagai awal digelarnya hari Robo-robo,yang setiap tahun rutin dilakukan warga Mempawah, dengan melakukan makan di luar rumah bersama sanak saudara dan tetangga.

Pelaksanaan

Acara di mulai dengan kegiatan napak tilas kedatangan Opu Daeng Menambon dilanjutkan dengan acara seremonial pembukaan gelaran Robo-robo, kemudian dilanjutkan dengan melakukan adzan dan membaca doa tolak bala yang dilakukan oleh keluarga Kerajaan Mempawah, kemudian dilanjutkan dengan ritual buang-buang yang tentu saja dilakukan oleh keluarga Kerajaan Mempawah. Setelah ritual tersebut, keluarga Kerajaan Mempawah beserta pejabat daerah dan masyarakat mempawah melaksanakan makan saprahan atau makan bersama di luar rumah.

Bagi masyarakat biasa acara Robo-robo dilaksanakan hanya dengan melakukan kegiatan membaca doa tolak bala dan dilanjutkan dengan makan saprahan atau bersama di luar rumah (di lapangan, di tepi jalan, dan di badan jalan gang-gang, di halaman masjid, dll), masyarakat di Mempawah rutin melakukan makan bersama yang dilakukan seminggu sekali selama bulan safar sampai pelaksanaan Robo-robo resmi digelar pada rabu terakhir di bulan safar. bagi masyarakat Mempawah makan bersama seperti ini mempererat persaudaraan antar sesama warga, dengan makan bersama warga saling berbagi satu dengan yang lain tanpa memandang status sosial. masyarakat Mempawah juga mengganggap Robo-robo sebagai salah satu hari besar, tak heran pada saat hari Robo-robo masyarakat memasak ketupat sama seperti yang dilakukan ketika lebaran tiba.

Sekarang, Robo-robo selain digelar untuk menolak bala, juga untuk mengenang hari wafatnya Opu Daeng Menambun. Untuk memeriahkan ritual Robo-robo, masyarakat setempat menggelar hiburan tradisional seperti jepin, tundang atau pantun berdendang, dan lomba perahu bidar serta menampilkan berbagai macam adat dan budaya Melayu Mempawah. Bagi warga di Kalimantan Barat, bisanya memperingati Robo-robo dengan makan bersama keluarga di halaman rumah terutama daerah-daerah yan masih memiliki terikatan dengan Opu Daeng Manambon atau Kerajaan Mempawah .

Semua prosesi tersebut merupakan tradisi ritual Robo Robo. Sebuah budaya masyarakat suku Melayu di Kalimantan Barat yang dilaksanakan setiap hari Rabu di pekan terakhir bulan Safar.

 

Bulan Safar bagi masyarakat Melayu diyakini sebagai waktu penuh keberkahan, saat ada anggapan lain bahwa juga katanya biasanya membawa musibah. Sehingga kedua anggapan tersebut amat tepat dirasakan untuk memohon kepada Maha Kuasa supaya dijaga dari musibah dan diganti keselamatan.

 

Untuk masa kini yang semakin berkembang, tradisi Robo Robo tidak hanya dilakukan oleh masyarakat suku Melayu di Kalimantan Barat yang beragama Islam. Namun kini dari suku lainnya yang ada di Kalimantan Barat juga telah ikut dalam Robo Robo, bahkan meskipun dengan agama non-Islam.

 

Tradisi ritual Robo Robo awalnya hanya dilakukan oleh masyarakat suku Melayu yang berdiam di sekitar Kuala Mempawah, 67 kilometer dari Kota Pontianak. Seiring dinamisnya zaman, ritual Robo Robo pun akhirnya sekarang hampir dilaksanakan oleh seluruh warga Kalimantan Barat di berbagai wilayah.

 

Robo Robo bukan sekadar budaya masyarakat Kalimantan Barat. Tapi Robo Robo juga mengandung esensi warisan sejarah dari leluhur masa lampau.

Berikut adalah tiga (3)  Hari prosesi inti Upacara Adat dan Budaya Robo-robo,

Hari Pertama

  • Buang-buang dan gelar adat pelepasan puaka (hewan langka)
  • Kirab pusaka
  • Tahlil

Hari Ke Dua

  • Ziarah akbar makan raja-raja
  • Napak tilas
  • Gelar adat Toana, jamuan kerajaan bersama Sultan/Raja nusantara dan atraksi budaya,

Hari Ke Tiga

  • Gelar adat syafar bersama Raja
  • Buang-buang, tepung tawar kapal-kapal nelayan
  • Pembukaan gelar adat tradisi Robo-Robo dan Toana
  • Penutupan adat tradisi Robo-Robo.

Setelah acara seremonial dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan acara hiburan rakyat, lomba-lomba, pagelaran budaya, dan pasar malam yang biasanya dilaksanakan selama satu bulan tergantung panitia lokal yang mengurus, setiap tahun prosesi upacara adat dan budaya robo-robo tidak sama tapi upacara inti tetap dilakukan.

selain acara inti tersebut ada lagi acara lain yaitu HAUL serta ada juga kegiatan Kirab budaya.

..editting by Jmk...

Berbagai Sumber"