thumb

Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia 2024

Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Edi Suryanto menekankan pentingnya pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Ia menilai, korupsi merupakan penghambat pembangunan paling besar.

“Komitmen pencegahan korupsi harus dimulai dari diri sendiri, kemudian pengawasan yang lebih ketat dari atasan,” tegasnya usai memimpin apel Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024, di Halaman Kantor Wali Kota, Senin (9/12/2024).

Edi memaparkan, dari hasil survei Indonesia Corruption Watch (ICW), nilai pembangunan riil baru mencapai 60 persen. Angka ini menurutnya bisa turun dengan maraknya perilaku korupsi. Ia menuturkan, pada masa Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid pernah ada perhitungan apabila tidak ada perilaku korupsi, maka gaji pegawai pemerintah bisa meningkat sampai sepuluh kali lipat.

“Pada waktu itu pernah dihitung kalau gaji pegawai bisa meningkat sepuluh kali lipat tetapi tentunya dengan catatan jangan korupsi,” tuturnya.

Upaya pemberantasan korupsi, kata Edi, harus menyasar sistem utamanya dari segi administrasi. Ia mengajak seluruh pihak bersama-sama saling mengingatkan. Ke depan dirinya berharap agar segenap aparatur harus segera mengambil pembelajaran dari persoalan sebelumnya.

“Semua bisa lebih memikirkan perencanaan yang benar seperti apa, tetapi kita pelan-pelan perbaiki. Yang paling rawan dalam perjanjian kerja tidak selesai itu adalah proyek fisik, karena ini sesuatu yang kelihatan dan merupakan aktivitas dari tidak ada menjadi ada,” ujar Pj Wali Kota

Hakordia 2024 mengusung tema ‘Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi Indonesia Maju’. Edi memaknainya sebagai dorongan komitmen kolektif. Sejak era reformasi, lanjutnya, komitmen antar penyelenggara negara amat tinggi, namun mengalami penurunan akhir-akhir ini.

Melalui pergantian kekuasaan secara besar-besaran mulai dari kepala negara, kepala daerah sampai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dirinya ingin mengembalikan komitmen elemen bangsa yang tinggi.

“Bersamaan dengan perubahan kepala pemerintahan semuanya sekarang kita kembalikan teguhkan komitmen, niat saja sudah luar biasa. Kalau dalam niat saja sudah anti korupsi, sekurang-kurangnya pasti kepikiran,” pungkasnya.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Edi Suryanto menekankan pentingnya pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Ia menilai, korupsi merupakan penghambat pembangunan paling besar.

“Komitmen pencegahan korupsi harus dimulai dari diri sendiri, kemudian pengawasan yang lebih ketat dari atasan,” tegasnya usai memimpin apel Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024, di Halaman Kantor Wali Kota, Senin (9/12/2024).

Edi memaparkan, dari hasil survei Indonesia Corruption Watch (ICW), nilai pembangunan riil baru mencapai 60 persen. Angka ini menurutnya bisa turun dengan maraknya perilaku korupsi. Ia menuturkan, pada masa Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid pernah ada perhitungan apabila tidak ada perilaku korupsi, maka gaji pegawai pemerintah bisa meningkat sampai sepuluh kali lipat.

“Pada waktu itu pernah dihitung kalau gaji pegawai bisa meningkat sepuluh kali lipat tetapi tentunya dengan catatan jangan korupsi,” tuturnya.

Upaya pemberantasan korupsi, kata Edi, harus menyasar sistem utamanya dari segi administrasi. Ia mengajak seluruh pihak bersama-sama saling mengingatkan. Ke depan dirinya berharap agar segenap aparatur harus segera mengambil pembelajaran dari persoalan sebelumnya.

“Semua bisa lebih memikirkan perencanaan yang benar seperti apa, tetapi kita pelan-pelan perbaiki. Yang paling rawan dalam perjanjian kerja tidak selesai itu adalah proyek fisik, karena ini sesuatu yang kelihatan dan merupakan aktivitas dari tidak ada menjadi ada,” ujar Pj Wali Kota

Hakordia 2024 mengusung tema ‘Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi Indonesia Maju’. Edi memaknainya sebagai dorongan komitmen kolektif. Sejak era reformasi, lanjutnya, komitmen antar penyelenggara negara amat tinggi, namun mengalami penurunan akhir-akhir ini.

Melalui pergantian kekuasaan secara besar-besaran mulai dari kepala negara, kepala daerah sampai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dirinya ingin mengembalikan komitmen elemen bangsa yang tinggi.

“Bersamaan dengan perubahan kepala pemerintahan semuanya sekarang kita kembalikan teguhkan komitmen, niat saja sudah luar biasa. Kalau dalam niat saja sudah anti korupsi, sekurang-kurangnya pasti kepikiran,” pungkasnya.

Berbagai Sumber

pontianaknews

pos by jmk