“ PASANGAN KAMU,…….TOXIC GAK………”
ARTIKEL :
“ PASANGAN KAMU,…….TOXIC GAK………”
Toxic Relationship jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia adalah hubungan beracun.
Hubungan beracun atau lebih lanjut akan disebutkan sebagai Toxic Relationship adalah sebuah keadaan dimana dalam sebuah hubungan ada orang yang diperlakukan
tidak adil, dibully, dihina, dimarahi atau bahkan diisolasi yang terkadang penyebabnya sesuatu hal yang tidak jelas.
Para korban dari Toxic Relationship ini biasanya merasa rendah diri, tidak berdaya dan tidak berharga di depan pelaku dan orang-orang di sekitarnya.
Hal ini jika terjadi secara terus menerus akan mempengaruhi kondisi mental dan kejiwaan seseorang.
Pelaku Toxic Relationship bisa terjadi pada siapa saja. Pasangan dalam rumah tangga, rekan kerja, atasan, atau tetangga adalah orang-orang yang berpotensi menjadi pelaku Toxic Relationship.
Pelaku Toxic Relationship terkadang tidak menyadari bahwa perkataan, perbuatan, dan perlakuan yang mereka berikan kepada orang lain mempunyai dampak negatif terhadap orang lain.
Misalnya saja seorang suami yang selalu melarang istrinya tidak boleh ini tidak boleh itu dengan berbagai alasan yang tidak jelas. Bahkan terkadang menggunakan
agama untuk mengekang kreatifitas dan keinginan dari seorang istri.
Toxic Relationship, jika terjadi dalam sebuah rumah tangga akan berpotensi menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Pembaca juga harus memahami bahwa
pelaku KDRT tidak selalu laki-laki.
Terkadang istri yang dominan juga bisa jadi pelaku KDRT secara tidak sadar.
KDRT yang dimaksud pun bukan melulu KDRT secara fisik seperti menampar, memukul,
ucapan yang keras dan menghinakan pun dalam UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga dapat disebut sebagai KDRT verbal.
Toxic Relationship tidak hanya terjadi di dalam rumah tangga, tetapi di tempat kerja, dilingkungan sekitar bahkan di dalam komunitas masyarakat pun hal ini dapat terjadi.
Apakah kamu selalu direndahkan, diperlakukan tidak adil, atau menjadi sasaran amarah pasangan?
Jika iya, besar kemungkinan kamu sedang berada dalam Toxic Relationship.
Kondisi ini tidak bolehdianggap sepele, sebab bisa berdampak buruk bagi kesehatanmu.
Toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang.
Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tapi juga dalam lingkungan teman, friendzone,bahkan keluarga.
Dalam menjalani suatu hubungan, idealnya setiap individu akan saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan rasa aman.
Namun pada toxic relationship, salah satu pihak biasanya akan berupaya untuk mendominasi pihak lainnya, maupun memanipulasi pasangan (gaslighting) untuk
mengontrolnya, maupun sekadar mempermainkan pasangannya (breadcrumbing).
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai hal ini adalah dengan melakukan silent treatment atau diam saat marah .
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam Toxic
Relationship. Namun, hubungan ini sering kali membuat salah satu pihak merasa tertekan.
Inilah mengapa Toxic Relationship tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Selain dapat menurunkan harga diri, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan , stres, depresi . Ditambah lagi, beban mental ini bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik.
Tanda-tanda seseorang terjebak dalam Toxic Relationship
1. Selalu dikontrol oleh pasangan
2. Sulit untuk menjadi diri sendiri
3. Tidak mendapat dukungan
4. Selalu dicurigai dan dikekang
5. Sering dibohongi
6. Menerima kekerasan fisik
Selain kekerasan verbal, suatu hubungan dikatakan Toxic jika sudah ada kekerasan fisik di dalamnya.
Pasangan yang tidak sehat secara emosional sering kali akan “main tangan” jika terjadi perselisihan dalam hubungan. Apa pun konfliknya, kekerasan fisik tidak bisa dibenarkan, ya.
Orang yang terjebak dalam toxic relationship berpotensi kehilangan rasa percaya diri dan kebahagiaan.
Hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisik. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali tanda-tanda Toxic Relationship dan segera mengambil
keputusan yang tepat jika itu terjadi pada hubunganmu.
Keluar dari Toxic Relationship memang tidaklah mudah. Namun, ingat bahwa kamu harus mencintai dirimu sendiri dan memikirkan kehidupanmu di masa yang akan datang.
Sebesar apa pun rasa sayangmu terhadap dirinya, percayalah bahwa kamu pantas untuk bersama dengan orang yang bisa menghargai, menghormati, dan menyayangimu dengan tulus.
Jika kamu terjebak dalam Toxic Relationship dan merasa kesulitan untuk keluar dari hubungan tersebut, cobalah minta bantuan orang lain yang kamu percayai.
Bila perlu, cobalah berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan saran yang terbaik agar kamu bisa mengatasi atau mengakhiri hubungan beracun ini.
Yuk simak 9 cara keluar dari hubungan yang Toxic :
1. Segera akhiri hubunganmu
2. Mengurangi interaksi dan memutus komunikasi
3. Melakukan kegiatan positif
4. Mulailah bercerita kepada orang terdekat
5. Renungkan apa yang tidak bisa dia berikan padamu
6. Jangan pikirkan dia lagi
7. Kenali dan cintai dirimu sendiri
By : Dra Maya Ernita ( Bidang PPPAPM))